SDC di Kota Pekalongan, RB Ingin Anak Muda Lokal Punya Keterampilan

SDC di Kota Pekalongan, RB Ingin Anak Muda Lokal Punya Keterampilan

Dewan Pakar PKS Rizal Bawazier menyerahkan bantuan peralatan olahraga bola voli kepada kelompok pemuda Kampung Boyongsari, Kelurahan Panjang Baru, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan, Kamis (4/1/24)

Bacaan Lainnya

Majalahpekalongan.com, Kota Pekalongan – Dewan Pakar Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Rizal Bawazier memberikan bantuan kelengkapan olahraga bola voli bagi pemuda Kampung Boyongsari, Kelurahan Panjang Baru, Kota Pekalongan. Bantuan itu berupa bola, net dan tiang pancang.

“Ini memenuhi permintaan para pemuda yang secara tidak langsung kita mendukung pengembangan olahraga bola voli di Pekalongan Utara,” ujar RB sapaan karib Rizal Bawazier, Kamis (4/1/2023).

Agenda RB selain menyerahkan bantuan kelengkapan olahraga bola voli juga bertemu dengan tokoh masyarakat Kampung Boyongsari ustad Abu Ayyas di kediamannya dan juga beberapa warga setempat.

Caleg DPR RI Dapil X Jawa Tengah itu memaparkan misi dan gagasan membangun Skil Development Center (SDC) di tiap kecamatan yang ada di Kota Pekalongan.

Hal itu dilakukan agar anak muda lulusan SMA yang tidak memiliki kesempatan melanjutkan ke perguaruan tinggi bisa mendapatkan bekal pelatihan sesuai minat dan kebutuhan dunia kerja lokal.

“Satu kecamatan minimal ada 10 SDC yang masing-masing berbeda pelatihannya. Jadi nanti ada akuntansi, administrasi, bisnis, teknik mesin dan lainnya,” kata RB menjelaskan.

Ia menjelaskan bahwa konsep SDC itu seperti kursus dengan durasi pelatihan selama enam bulan. Setelah lulus dan memiliki keterampilan maka akan disalurkan ke perusahaan atau dunia usaha yang membutuhkan.

RB menyebut realisasi SDC itu harus ada kerjasama dengan perusahaan lokal yang nantinya tenaga kerja terampilnya berasal dari lulusan SDC sehingga tidak perlu lagi mendatangkan tenaga dari luar daerah.

“SDC ini sangat berat karena pasti pemerintah daerah atau provinsi tidak akan mampu, jadi memang dananya harus dari pusat. Kita yang awasi, jangan diserahkan ke swasta karena pasti ada profit oriented,” paparnya.

Memurut RB, SDC adalah program jangka panjang karena menyiapkan pemuda terampil terlatih itu tidak instan dan prosesnya minimal empat tahun baru bisa berjalan kalau tidak ada kendala.

“Selama empat tahun itu kita cari investornya, kita cari perusahaannya untuk bisa digandeng dalam satu perjanjian. Kalau mereka pakai itu pakai anak-anak lulusan SDC maka pajaknya bisa dikurangi begitupun sebaliknya,” urainya.

Sementara itu ustad Abu Ayyas menyambut positif visi yang disampaikan oleh politisi senior PKS Rizal Bawazier. Ia menilai program yang ditawarkan tersebut relevan dan bermanfaat bagi pemuda setempat.

“Penting ada keperpihakan kepada Gen Z dan gagasan dari Pak RB ini adalah sebuah terobosan karena selama ini yang dilakukan pemerintah daerah hanya linier saja sehingga follow up nya tidak ada kejelasan,” ucapnya.

Menurutnya rencana yang disampaikan Dewan Pakar PKS tersebut itu merupakan proses membangun sistem dalam upayanya meningkatkan skil dari generasi muda agar mereka siap pakai di lapangan pekerjaan.

Abu Ayyas mencontohkan bahwa selama ini Kampung Boyongsari dikenal sebagai pusatnya tenaga pembuatan atau perbaikan jaring tangkap dan mekanik mesin kapal. Banyak anak muda setempat yang 70 persen lulusannya SMA hanya menjadi tenaga pembuat jaring.

Nah, dengan kehadiran SDC potensi meningkatkan skil anak muda lokal yang semula hanya tenaga pembuat maupun perbaikan jaring alat tangkap bisa naik kelas menjadi enterpreuner di bidang yang digelutinya.

“Pusatnya sektor perikanan ada di sini, pasarnya ada di sini yang artinya sangat memungkinkan mereka yang sebelumnya adalah buruh bisa ditingkatkan untuk menjadi enterpreuner di bidangnya,” bebernya.

Ia berharap dengan gagasan pembangunan SDC tidak hanya bertujuan meningkatkan skil atau keterampilan kerja semata namun juga ada kesempatan akses pasar bagi yang ingin mandiri. (*)

Pos terkait