Seperti Ada yang Janggal, Official Popda Kota Pekalongan Lebih Pilih Juara 2 Badminton Maju Ke Provinsi Jawa Tengah

Seperti Ada yang Janggal Official Popda Kota Pekalongan Lebih Pilih Juara 2 Badminton Maju Ke Provinsi Jawa Tengah
Seperti Ada yang Janggal Official Popda Kota Pekalongan Lebih Pilih Juara 2 Badminton Maju Ke Provinsi Jawa Tengah

MAJALAHPEKALONGAN.COM, PEKALONGAN – Meraih juara 1 Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) tidak menjamin Fareno Khiar Aghadhira (12) maju mewakili Kota Pekalongan ke Popda tingkat Provinsi Jawa Tengah. Pelajar kelas 6 SD Muhammadiyah 2 Bendan itu hanya bisa pasrah menyerahkan posisinya ke juara 2.

Bacaan Lainnya

Orang tua Fareno Khiar Aghadhira mengungkap anaknya merupakan juara 1 cabang olahraga (cabor) badminton di Popda Kota Pekalongan yang diputus tidak bisa maju ke tingkat Popda Provinsi Jawa Tengah.

“Anak saya itu juara 1 namun yang berangkat maju ke Popda Provinsi Jawa Tengah pada 4-7 November 2024 yang lalu malah juara 2,” ujar Yudi ayah kandung Fareno, Senin 2 Desember 2024.

Ia menyebut keputusan offcial cabor badminton Kota Pekalongan dinilai janggal dan penuh tanda tanya dalam menentukan pemilihan atlet yang mewakili tim atau kontingen Popda Kota Pekalongan.

Kejanggalan itupun semakin menjadi lantaran official cabor menyatakan juara 1 badminton akan diikutkan ke Popda 2025. Ia pun menduga ada sebuah permainan yang merugikan anaknya tersebut.

“Pada saat anak saya juara 1 masih kelas 6, lalu kalau diikutkan ke Popda 2025 anaknya sudah SMP. Saya sangat menyesalkan keputusan offcial cabor badminton kepada anak saya,” katanya.

Selain itu pergantian atlet yang maju mewakili Kota Pekalongan ke Popda tingkat Jawa Tengah tidak disertai informasi yang transparan dari official ke orang tua maupun anak.

“Jadi kami sebagai orang tua tidak diajak bicara, demikian juga dengan anak dan dari pihak sekolah juga tidak ada informasi terkait hal tersebut,” aku Yudi.

Yudi juga mengaku dampak dari kejadian itu rupanya telah memukul mental dan psikis anaknya yang sebelumnya semangat memperjuangkan mimpinya melalui olahraga bulutangkis, sekarang menjadi murung dan pendiam.

“Sekarang anaknya tidak lagi bersemangat belajar maupun berlatih. Kabar keputusan official cabor badminton benar-benar memupus harapannya untuk kembali mengikuti lomba,” tukasnya.

Sementara itu Fareno Khiar Aghadhira mengaku sedih dan kecewa setelah tahu dirinya tidak bisa mewakili kontingen Kota Pekalongan di ajang Popda di tingkat Provinsi Jawa Tengah.

“Saya malu sama-sama di sekolah, sudah jadi juara 1 tidak bisa maju ke Popda tingkat Provinsi Jawa Tengah. Saya sedih dan kecewa,” ungkapnya.

Di sisi lain official cabor badminton Kota Pekalongan menjelaskan bahwa keputusan yang dibuat pada tahun ini acuannya adalah juara 1 untuk Popda Provinsi Jawa Tengah akan berlaga di 2025.

Ia membeberkan adanya perubahan untuk Popda Provinsi Jawa Tengah kembali mengacu pada aturan jenjang juara. Harusnya Popda Jawa Tengah digelar pada Juni, namun diundur karena kontingen dari kota dan kabupaten saat menggelar Popda di daerah tidak berhenjang.

“Jadi jadwal dari provinsi mundur di November 2023 dengan penggunaan anggaran perubahan. Popda 2023 menggunakan anggaran 2022,” jelasnya.

Sony menjabarkan bahwa pelaksanaan Popda tingkat Kota Pekalongan berlangsung pada akhir Oktober hingga awal November 2023. Kemudian juaranya baru akan berlaga di Popda Provinsi Jawa Tengah pada 2025.

Pos terkait