Pintu Kantor BMT Mitra Umat Dijaga Ketat Oleh Puluhan Anggota LSM Saat Emak emak Menggelar Aksi Do’a Bersama ,senin 09/09/2024.
MAJALAHPEKALONGAN.COM, KOTA PEKALONGAN – Belasan nasabah menggelar aksi doa bersama di depan Kantor Pusat BMT Mitra Umat dengan membaca Sholawat Nariyah. Aksi nasabah yang terdiri dari emak-emak itu dilakukan sebagai upaya penagihan janji pencairan dana di September 2024 seperti yang disampaikan oleh pengurus.
“Kami menggelar aksi doa bersama ini dengan harapan di bulan September ada penyelesaian pembayaran sesuai dengan janji pengurus,” ungkap Atinah salah satu nasabah usai aksi doa bersama, Senin 9 September 2024.
Ia menyebut aksi doa bersama menjadi salah satu cara untuk menagih penyelesaian pembayaran tabungan atau simpanan kepada nasabah maupun kolektor namun hasilnya mengecewakan lantaran pihak BMT Mitra Umat masih terus berkelit dan tidak menepati janji.
Pihak BMT Mitra Umat mengaku tidak memiliki dana tunai sama sekali dan hanya bisa menawarkan solusi penyelesaian melalui cara penggantian penyelesaian dengan menukar aset berupa tanah yang dikavlingkan.
“Kami semua sangat kecewa dengan keputusan BMT Mitra Umat yang tidak bisa menjanjikan pengembalian uang dalam waktu dekat. Mereka ini justru menawarkan penggantian dengan tanah yang displit sehingga menyulitkan nasabah kolektor,” ujar Atinah.
Ia menjelaskan tiap hari rumahnya didatangi dan dirinya selalu ditagih oleh nasabah yang meminta uangnya dikembalikan. Permintaan nasabah itu uang tunai bukan tanah seperti yang ditawarkan oleh pihak BMT Mitra Umat.
“Gara-gara uang tabungan milik nasabah macet itulah saya sempat dilaporkan ke Polsek. Jadi saya berharap BMT Mitra Umat memahami kondisi kolektor,” keluhnya
Kondisi sama juga dirasakan nasabah lain, Umi yang juga seorang guru. Ia mengatakan persaoalan tabungan siswa di BMT Mitra Umat telah berdampak bagi sekolah karena orang tua murid mengira uang tabungan dipakai oleh guru. Dirinya khawatir kalau tingkat kepercayaan orang tua siswa menurun hanya garal-gara uang tabungannya tidak bisa dicairkan.
“Imbasnya sekolah bisa tutup hanya karena masalah ini. Saya hanya meminta uang tabungan siswa yang jumlahnya tidak seberapa dikembalikan pada bulan ini sesuai janji,” katanya.
Kuasa hukum nasabah, Imamul Abror mengatakan bahwa kliennya ingin agar pertemuan ini ada hasilnya yang bisa disampaikan ke nasabah yang ikut kolektor. Jadi hasil dari pertemuan dengan pihak BMT Mitra Umat ada hasil yang bisa dibawa pulang.
“Minimal mereka ini bisa dikasih tenggang waktu buat disampaikan ke para nasabahnya. Mereka itu kan setiap hari ketemu dan berinteraksi. Demikian juga kami dari kuasa hukum pun sama dikejar klien tiap hari,” ucapnya.
Sementara itu kuasa hukum BMT Mitra Umat, Bayu Agung Pribadi menegaskan penyelesaian pembayaran kepada nasabah dengan uang tunai belum bisa dilakukan lantaran tidak ada dana. Pihaknya menawarkan formulasi penyelesaian dengan aset.
“Aset sudah ada beberapa yang dieksekusi, nilainya sekitar Rp 2 miliar. Kalau mau diganti dengan aset nanti akan diberikan sesuai harga, kemudian nanti prioritasnya bayar utang yang kecil-kecil terlebih dahulu misal Rp 10-20 juta,” jelasnya.
Sedangkan Ketua BMT Mitra Umat, Muhammad Zaenudin berujar bahwa hingga saat ini pengurus meski tersisa dua orang tetap bertanggung jawab dan tidak lari. Sedangkan untuk karyawan tersisa 10 orang yang terdiri delapan perempuan dan dua laki-laki.
“Setelah kasus ini mencuat banyak karyawan mengundurkan diri. Jujur kami ini kekurangan tenaga untuk penagihan, maka kami berikan opsi penyelesaian dengan aset. Bagi yang bersedia monggo ada tanah split di Setono, kemudian aset di Moga,” tukasnya.
Adapun penyelesaian dengan pembayaran tunai seperti yang diminta oleh para nasabah diperkirakan bisa membutuhkan waktu antara dua hingga tiga tahun. Tawaran penyelesaian dengan aset dipilih lantaran lebih cepat.
“Kalau harus dilelang terlebih dahulu prosesnya lebih lama dan memakan biaya yang cukup tinggi. Tawaran ganti aset dipilih lebih singgkat bagi nasabah yang bersedia, kami juga siap membantu nasabah menjualkan aset bila menghendaki ,” tutupnya.